Selasa, 18 Januari 2011

Puisi-Puisi Renungan

Lahirlah Surgaku
Oleh: Madina Qudsia Lubis
Jalan penerangan tiada hentinya mengalir
Adanya senyuman makhluk tak berdosa terus berjalan
Andaikan aku selalu disini
Tak ada hentinya berjalan
Lahirlah surgaku diselimuti awan penerangan
Surrga yang terang dan menyilaukan
Andaikan aku ke surge kembali
Mungkin aku tak ada di dunia ini lagi
Medan, 2009

Anak Tersayang
Oleh: Madina Qudsia Lubis
Anak tersayang…
Aku membangunkanmu di pagi hari
Membengunkan senyuman candamu yang mekar
Andaikan aku selalu memeluk mu
Andaikan aku selalu merangkulmu
Mengendongmu setiap yang aku mau
Memujamu setiap yang aku tuju
Karena kau adalah anakku tersayang…
Medan, 2009
Sehari dalam Seminggu
Oleh: Madina Qudsia Lubis
Satu jam enam puluh menit
Satu hari dua puluh empat jam
Aku selalu menunggumu bagaikan buih di awan
Bagaikan lautan yang tak terlupakan
Bagaikan sandiwara dalam keseharian

Andaikan selalu bersama selamanya
Namun kau pergi meninggalkanku seorang
Meninggalkan cintamu yang padam
Hingga sehari dalam seminggu
Hingga dua hari dalam seabad
Hingga sekarang dalam sewindu
Medan, 2009
Guru Pahlawan Tanpa Jasa
Oleh: Madina Qudsia Lubis
Oh guru…
Betapa agungnya dirimu dimata setiap muridmu
Tanpa lelah kau pancarkan sinar mengajarmu
Hingga muridmu tergugah d hatinya
Tanpa lelah kau jaungkan jasamu
Karna guru pahlawan tanpa jasa…
Medan, 2009
Kesedihan Dihati Anak
Oleh: Madina Qudsia Lubis
Kecil hati para anak dicerca orang tua
Dipukuli…
Ditampari…
Hingga di sakiti batinnya
Segitu teganya orang tua pada anak
Hingga tak dianggap buah hati kecil
Yang mungil
Hingga kau sakiti hati anak
Kesedihan di hati anak adalah kesedihan orang tua
Seharusnya benar sedih…
Sediih dihati anak tersayang
Medan, 2009
Burung Kutilang Polisi
Oleh: Madina Qudsia Lubis
Wahai Burung…
Dimana kau berada…
Burung kutilang Polisi menyapamu…
Dengan senyuman penilangan
Kau lihat burung kutilang polisi…
Dengan senyuman penyitaan
Karena kau telah melanggar rambu lalu-lintas
Maka burung kutilang Polisi tersenyum
Riang…
Medan, 2009

Kurban-Kurban
Oleh: Madina Qudsia Lubis
Kambing dan sapi berbicara
“wahai kambing kau mau di potong ya?”
Kambingmu berbicara “aku di kurban untuk manusia?”
Sapi pun berbicara “malangnya kita berkurban untuk manusia?”
Kambing pun berbicara “karena Aku ciptaan Allah yang harus di korbankan untuk dimakan manusia”
Medan, 2009
SIAP
Oleh: Madina Qudsia Lubis
Jalani hidup ini dengan siap
Terapung di jalan dengan siap
Seakan aku sudah pasti dengan ketenangan
Karena aku kan menghadap tuhan dengan ke siapan
Medan, 2009

Kutelanjur Mencintaimu
Oleh: Madina Qudsia Lubis
Kutelanjur mencintai dirimu
Karena tak terlambatku untuk ungkapkan
Karena tak tahan jantung berdetak lebih cepat di banding yang ku kira
Kuakui kau telah punya yang kedua
Namun ku setia menunngu di belakang mata…
Medan, 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar